Pemuda Muhammadiyah Maluku menilai kepemimpunan Gubernur Hendrik Lewerissa tegas seperti kepemimpinan Umar Bin Khatab.
“Pak Hendrik kalau dalam kepemimpinan Islam seperti Khalifa Besar Umar Bin Khatab, beliau tegas, jujur, sederhana dan cerdas,” kata Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Maluku Bidang Politik dan Kebijakan Publik, Wandri Makassar, pada Rabu (3/12/2025). Dikutip dari BABETO.ID
Penjelasan Gubernur Maluku katanya seperti sahabat Nabi yakni Umar Bin Khattab r.a salah besar! Seseorang tak bisa di anggap persis oleh manusia yang di berkahi sesuatu yang luar biasa oleh Tuhannya (Allah SWT) hanya karena ia melakukan suatu kebaikan, sekalipun rakyatnya tak ada yang jatuh miskin, ini merupakan salah satu telaah yang tak mendasar adanya, mengingat situasi saat itu dan saat ini berbeda 99,99 derajat.
Penjelasan di atas menegaskan bahwa kita ini hanya manusia biasa yang tak luput dari arti kata salah, mau dinilai dari segi apapun tidak temukan persamaannya, baik karakteristiknya, segi kepemimpinannya hingga cara berpikirnya, yang disampaikan oleh Pemuda Muhammadiyah Maluku sehingga di harapkan tak usah berlebihan, maksud dari penjelasan “tidak usah berlebihan” ini pun di jelaskan dalam Islam, sering dikaitkan dengan konsep kesederhanaan, moderasi (washatiyyah), dan menghindari ghuluw (ekstremisme atau berlebihan).
Intinya dari hal tersebut menekankan kita akan kebenaran atau menjalankan ibadah sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah tanpa menambah-nambah, mengurangi, atau mempersulit diri sendiri dan orang lain, dalam Konteks inipun demikian, yang mencoba memutar keadaan seperti istilah kekinian seakan-akan seolah-olah dan di maknai sebagai sesuatu yang benar.
Siapa Sebenarnya Sahabat Nabi ?
Sahabat adalah mereka yang pernah berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW secara langsung, melihat akvititas yang dijalankan, mencoba meniru, mencontohi, melakukan apa yang nabi perintahkan dan lakukan sifatnya Samina Wa Attona (Lihat dan Laksanakan), mereka menjadi penghubung penting yang meneruskan ajaran, hadist, dan sunnah Nabi Muhammad SAW kepada generasi-generasi kemarin, hari ini dan kemudian hari, menjadi saksi mata atas peristiwa-peristiwa penting dan keajaiban yang dialami Nabi. Sahabat dikenal memiliki akhlak yang mulia, setia dalam perjuangan, keberanian, dan keikhlasan dalam memperjuangkan kebenaran, serta sumber utama periwayatan hadis, pelbagai catatan-catatan mengenai perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW berasal dari Sahabat-Sahabatnya, sehingga hampir dipastikan menyerupai nabi atas perkataan itu menjadi kufur.
Penilaian Yang Tak Mendasar
Menanggapi hal itu, Fungsionaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Maluku Mustova Namsa menganggap berlebihan dan tak terarah, menggunakan Organisasi Keagamaan untuk mencederai nilai-nilai Keislaman.
“Jangan hanya karena semangat ataupun Euforia belaka lalu memicu ketegangan, hanya berlandaskan kemauan semata, orang-orang yang paham akan makna dari sahabat nabi akan merasa terluka.” Kata Namsa
Baginya, Gubernur saat ini yaitu Hendrik Lawerissa adalah sosok yang amat wibawa dan memiliki wawasan yang cukup dalam membangun Maluku bersama para pembantunya di Birokrasi, akan tetapi jangan sampai pada bagian dari rakyatnya melakukan sesuatu yang lebih, lalu mengagungkannya untuk hal-hal lain.
“Hormat, pak gub lawerissa orang bae, apapun itu yang sudah terjadi di Maluku selama 1 tahun kepemimpinannya dengan niat tulus beliau kami yakin memikirkan yang terbaik untuk masyarakat di 11 kabupaten/kota, yang di sampaikan bukan tidak membela pak gub, tapi mencoba meluruskan apa yang disampaikan salah satu rakyatnya agak keliru.” Tegasnya
Menurutnya, Fungsionaris Pemuda Muhammadiyah tersebut sebaiknya menarik ulang perkataan itu, atau mengklarifikasi kembali, agar tak bias sampai pada para Ulama yang tidak menyetujui kedengaran hal tersebut. Yang bahkan Konsekwensinya bisa jatuh pada nama baik Gubernur Maluku Hendrik Lawerissa sebagai orang nomor satu di Negeri raja-raja.
“Konteksnya berbeda, ini antara perbedaan lahiriah dan batiniah, agar tidak zonk, klarifikasi saja, bilang saja mirip Che Guevara atau Fidel Castro yang memperjuangkan rakyatnya dari keterpurukan, ataukah dari sisi negara islam khumeini di iran, sebagai pemimpin yang tegas melindungi rakyatnya, kan enak kedenagarannya, dari pada yang bahasa itu hahaha” Katanya sambil tertawa
Kendati demikian, ia menyesalkan Pemuda Muhammadiyah yang seharusnya menjadi ujung tombak garda terdepan menjaga nilai-nilai keislaman, membuat terdegradasi atas ucapan yang dilayangkan. Dan menganggap agar tetap utuh dalam merawat persatuan.
“Sekarang siapa yang menjaga nama baik Gubernur ? Yang di ucapkan oleh saudara di muhammadiyah itu salah, seng boleh begitu, intinya seng boleh, nanti timbul huru hara, hanya beberapa kalimat, tapi efeknya besar.” Sesalnya







