Tim Mifja Protes Terbuka: Kegagalan Asprov Maluku dalam Menjalankan Fungsi Organisasi Secara Profesional dan Independen

oleh -2018 Dilihat
oleh

Tim futsal Mifja menyampaikan protes terbuka terhadap Asosiasi Futsal Provinsi (Asprov) Maluku. Melalui unggahan di akun Instagram @mediafutsalkei, Tim Mifja menyoroti krisis kepemimpinan dan dugaan intervensi personal yang merusak integritas organisasi futsal di Maluku.

Dalam pernyataan sikap lengkap yang mereka sampaikan, Tim Mifja menyebut bahwa Asprov Maluku telah gagal menjalankan fungsi organisasi secara profesional dan independen. Berikut isi pernyataan lengkap mereka:


Kegagalan Asosiasi Futsal Provinsi Maluku Menjalankan Fungsi Organisasi secara Profesional dan Independen

Kami menyampaikan keprihatinan mendalam atas buruknya tata kelola dan lemahnya integritas Asosiasi Futsal Provinsi (Asprov) Maluku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab organisasinya. Situasi ini kian memperihatinkan ketika proses administrasi dan pembinaan yang seharusnya menjadi tulang punggung pengembangan futsal di Maluku justru terhambat oleh intervensi personal dari pihak-pihak tidak berwenang.

Salah satu kasus yang menjadi cerminan paling nyata dari krisis kepemimpinan ini adalah penghambatan terhadap Saudara Hamza yang tengah mengikuti proses untuk pelatihan dan sertifikasi kepelatihan futsal. Padahal, seluruh persyaratan administratif yang diminta oleh Sekretaris Jenderal Asprov Maluku telah dipenuhi secara tertib dan sesuai ketentuan.

Namun sangat disayangkan, komunikasi resmi yang dikirimkan melalui saluran WhatsApp kepada pihak Asprov hanya dibaca tanpa respon sama sekali. Hal ini bukan hanya bentuk pelecehan terhadap etika komunikasi organisasi, tetapi juga mengindikasikan rendahnya kapasitas sumber daya manusia dalam mengelola organisasi olahraga secara sehat dan profesional.

Lebih parah lagi, teridentifikasi adanya intervensi dari oknum atas nama Yani Gazi yang diduga kuat menjadi aktor di balik mandeknya proses ini. Campur tangan personal yang tidak memiliki legitimasi struktural dalam organisasi, namun mampu mengendalikan keputusan-keputusan penting, membuktikan bahwa Asprov Maluku saat ini beroperasi bukan berdasarkan prinsip independensi dan meritokrasi, melainkan tunduk pada kepentingan segelintir individu.

Kondisi ini mencederai semangat sportivitas, profesionalitas, dan cita-cita besar untuk membangun masa depan futsal Maluku yang lebih maju dan terbuka bagi siapa saja yang ingin berkontribusi.

Kami menuntut:

  1. Evaluasi menyeluruh terhadap kepengurusan Asprov Maluku dan kinerjanya dalam menjalankan tugas organisasi.
  2. Pengusutan intervensi oknum di luar struktur organisasi yang telah menghambat proses kaderisasi kepelatihan.
  3. Komitmen dari Federasi Pusat (FFI atau PSSI) untuk menindak tegas segala bentuk penyimpangan yang terjadi di tubuh Asprov demi menjaga integritas dan masa depan futsal Indonesia.

Organisasi bukanlah ladang kuasa, bukan pula sapi tonda yang bisa ditarik ke mana pun oleh oknum yang merasa paling berhak. Organisasi adalah ruang kolektif, di mana nilai keadilan, transparansi, dan pengabdian pada olahraga harus ditegakkan.

Tim Mifja

#SelamatkanFutsalMaluku
#TolakOrganisasiBoneka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.